Sujud adalah teknis merendahkan diri
(menyembah) kepada Allah Subhana wa Ta’ala dengan menghadap kiblat. Yang secara zahir melibatkan lima anggota badan yang
tertumpu ke bumi: dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut dan kedua ujung
kaki. Dan secara bathinmerendahkan akal dan hati, sambil mengucapkan dzikr.
Ini menjadikan sujud sebagai
istilah khas umat Islam, yang tidak dapat diganti atau diterjemahkan.
Akan tetapi bukan Allah yang memperoleh keuntungan dari sujud, melainkan diri kita sendiri. Dr. Fidelma O’
Leary misalnya, Phd (Neuroscience).dari
St. Edward’s University, telah menjadi muallaf karena menemukan fakta penting
tentang manfaat
sujud bagi kesehatan
manusia.Sebagai neurologis (ahli syaraf), wanita berdarah
Irlandia ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang
hanya sesekali saja di masuki darah. Bila tidak dimasuki darah sama sekali,
maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk itulah dibutuhkan
aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu
adalah sujud di dalam shalat ummat Islam.Itu
diperkuat lagi oleh pernyataan Prof. Hembing, yang berpendapat bahwa jantung,
hanya mampu memasok 20% darah ke otak manusia. Untuk mencukupi kebutuhan darah
ke otak, maka manusia membutuhkan rutinitas sujud.Selain sujud juga merupakan ‘aktivitas grounding’,
yakni menetralisir radiasi listrik yang diserap tubuh dari perangkat listrik
(elektronik) di sekitar kita. Dr. Muhammad Dhiyaa’uddin Hamid mengatakan bahwa
radiasi itu akan sangat membahayakan organ tubuh, terutama otak, bila tidak
dinetralisir secara rutin.Disamping itu, menurut penelitian Prof. H.A Saboe
yang berbangsaan German, sujud juga
berguna untuk membentuk dan memperbanyak kelenjar susu pada payudara wanita
hamil, sehingga produksi ASI akan bertambah banyak dan lancar. Ditambah lagi,
dengan sujud yang teratur sangat membantu untuk
memperbaiki posisi bayi yang sungsang (mal
presentasi).Pendapat Prof. H.A Saboe, mendapat sokongan Dr.
Karno Suprapto,Sp.OG, dari RS Pondok
Indah, Jakarta Selatan, “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar
sekitar 92%. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi
ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.” Itu sebabnya kini,
banyak rumah sakit bersalin yang menganjurkan terapi sujud,
bagi para wanita hamilWallahu a’lamu bishshawabSumber :
tausyah.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar